COKRO JUARA

Pada hari Kamis, 31 Agustus 2023, pukul 10.30 WIB bertepatan dengan peringatan Hari Kaistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kelurahan Cokrodiningratan menerima kunjungan dari Tim Akreditas Rintisan Kelurahan Budaya menjadi Kelurahan Budaya Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara dari Kelurahan Cokrodiningratan yang ikut menyambut kehadiran dari Tim Akreditasi adalah Ibu Mantri Pamong Praja Jetis, Lurah Cokrodiningratan, Ketua LPMK sekaligus Ketua Pokdarwis, Ketua Kampung Wisata dan Ketua RKB Kelurahan Cokrodiningratan. 
Rombongan Tim Akreditasi ini dipimpin oleh Bapak Tazbir Abdullah, SH., M.Hum, Tokoh Pariwisata DIY yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dekranasda DIY. Rombongan Tim Akreditasi Dinas Kebudayaan DIY kemudian disambut dengan Tari Kenes Arum, sebuah tarian khas dari Kelurahan Cokrodiningratan yang hanya dipentaskan khusus untuk menyambut kehadiran tamu-tamu istimewa yang berkunjung di Kelurahan Cokrodiningratan. Tim Akreditasi sangat menikmati dan mengapresiasi Tarian Kenes Arum yang ditarikan oleh 3 orang penari professional lulusan ISI asuhan dari Sanggar Cakra Beksan pimpinan dari Ketua Rintisan Kelurahan Budaya Cokrodiningratan, Bapak Baso Rangga.
Acara dibuka oleh MC Bapak Sutanto, dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian MC mempersilahkan Sambutan Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng. sebagai tuan rumah sekaligus memaparkan potensi yang ada di Kelurahan Cokrodiningratan.
Dalam sambutan sekaligus paparannya, Lurah Cokrodiningratan menyampaikan bahwa sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan Kelurahan Budaya, kami Kelurahan Cokrodiningratan terus berkomitmen dalam mengangkat serta menjaga kekayaan budaya yang kami miliki melalui SE Lurah Cokrodiningratan No. 025/038/SE/2023 tentang Penggunaan Pakaian Tradisional Gagrak Ngayogyakarta.
Kelurahan Cokrodiningratan juga memiliki berbagai macam kegiatan budaya khususnya Upacara Adat. Kegiatan Upacara Adat Kelurahan Cokrodiningratan diantaranya adalah Merti Kali Code, Selapanan, Saparan, Apeman, Jamasan Pusaka, Tedak Siten, dan Khataman.
Selain Upacara Adat, Kelurahan Cokrodiningratan juga memiliki Heritage (Bangunan Bersejarah) diantaranya adalah Bangunan SMPN 6 yang dulunya adalah bangunan HIS (Hollandsch Inlandsche School), dimana didirikan pada tahun 1915 atas usulan Budi Utomo, yang inginkan adanya kemajuan kebudayaan dan pendidikan bagi kaum bumi putera. Selain itu ada Kwan Tee Kiong atau sering dikenal oleh masyarakat jogja sebagai Klenteng Poncowinatan yang kini berusia 142 tahun. Letaknya yang strategis dengan pasar menjadikannya pusat perekonomian masyarakat tionghoa pada masa itu. dengan luas tanah yang sangat besar klenteng juga digunakan untuk sekolah masyarakat tionghoa. namun karena ada konflik dengan belanda maka sekolah itu ditutup dan sampai sekarang klenteng hanya menjadi tempat ibadah 3 agama. Kemudian ada bangunan SMKN 2 Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1919. Pada masa penjajahan Belanda gedung ini dipakai sebagai sebagai gedung sekolah PJS (Princess Juliana School) dengan beberapa jurusan diantaranya Teknik Lokomotif dan Teknik Bangunan Air (Waterbouwkundige Afdeeling). Selain itu ada SMAN 11 Yogyakarta dahulu adalah tempat kongres pemuda pertama organisasi Budi Utomo pada zaman perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.
Kelurahan Cokrodiningratan juga kaya akan potensi Seni dan Budaya diantaranya melalui keberadaan Sanggar yang telah memiliki Nomor Induk Kebudayaan seperti Cakra Beksan, Manggala Cakra dan Cakra Nirwana.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penilaian 5 aspek Kelurahan Budaya oleh Tim Akreditasi yaitu : Adat dan tradisi, Kesenian, Permainan tradisional, Bahasa, Sastra dan Aksara, Kerajinan, Kuliner, Pengobatan Tradisional serta Penataan Ruang dan Warisan Budaya. Masing-masing bidang aspek yang dinilai sdh tersedia di 5 meja yang sdh disiapkan dengan melaksanakan wawancara langsung terhadap petugas dari RKB Cokrodiningratan yang berkompeten sesuai bidangnya masing-masing.


Setelah acara wawancara dan pengambilan data informasi yang dibutuhkan dirasa cukup, tim akreditasi kemudian menuju ke stand umkm kuliner khas dan kerajinan yang ada di Kelurahan Cokrodiningratan. Tim menggali informasi juga dan tertarik terkait umkm dan kerajinan yang ada dan berkembang di Kelurahan Cokrodiningratan. Ada, Kerajinan Warangka Keris, Kerajinan Blangkon dan sebagainya.
Setelah meninjau UMKM, kemudian Tim memberikan kesan dan pesan terkait ketugasannya sebagai tim akreditasi Dinas Kebudayaan DIY dan mendoakan semoga Kelurahan Cokrodiningratan bisa lolos sebagai Kelurahan Budaya. Setelah menyampaikan pesan dan kesannya, tim kemudian mohon ijin pamit untuk ketugasan di tempat yang lainnya.