Kontribusi Sosial PMM 3 UNY Kelompok Megha Nakta “Penanganan Darurat Sampah dengan Pendekatan Sistem Zero Waste” di Kelurahan Cokrodiningratan Yogyakarta

Jogja darurat sampah masih berlanjut hingga hari ini. Penumpukan sampah yang terjadi di beberapa sudut Kota Yogyakarta adalah imbas dari penutupan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan.

Menanggapi masalah tersebut, kelompok mahasiswa Megha Nakta berjumlah 25 mahasiswa dari Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 UNY melalui kegiatan Kontribusi Sosial ikut adil dalam memberikan solusi terhadap permasalahan sampah. Kegiatan ini mengangkat tema Penanganan Darurat Sampah dengan Pendekatan Sistem Zero Waste. Kegiatan ini terbagi atas tiga kegiatan utama yaitu (1) Optimalisasi Bank Sampah melalui Pelatihan Composter Ember Tumpuk; (2) Pemberdayaan dan Pelatihan UMKM EcoStamping Gell Textile; dan (3) Urban Farming untuk Optimasi Pemanfaatan Lahan Terbatas. Sementara itu, kegiatan pendamping berupa senam bersama dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga setempat. Kegiatan kontribusi sosial ini berlangsung pada hari Minggu, 19 November 2023 dimulai pukul 06.30 dan berakhir pukul 13.00 terpusat di Taman Robin kelurahan Cokrodiningratan.

Kegiatan kontribusi sosial diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan senam pagi bersama dengan warga dan dilanjutkan dengan pemerikasaan kesehatan gratis yang meliputi cek tekanan darah, cek berat badan dan cek kadar gula darah. Antusiasme warga sangat besar dalam mengikuti kegiatan ini tercatat lebih dari 75 warga hadir berpartisipasi pada acara tersebut. Di akhir kegiatan senam juga diramaikan dengan pembagian door prize untuk warga.

Hadir dalam pembukaan acara tersebut, Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, S.T.,M.Eng. Beliau menyampaikan bahwa tema yang diangkat pada acara pagi ini sangatlah relevan dan mendesak, mengingat masalah darurat sampah menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat, tidak hanya di tingkat lokal, namun juga secara global. Darurat sampah di Kota Yogyakarta dan DIY ini terjadi karena Kapasitas TPA Piyungan yang saat ini hanya mampu menerima 100 ton/hr. Sejak 1 Agustus 2023, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menempuh langkah-langkah darurat, agar 100 ton/hr sampah tidak menjadi masalah di kemudian hari. Langkah tersebut adalah melalui Gerakan Mbah Dirjo. Gerakan MBAH DIRJO adalah Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah Organik dengan Biopori Ala Jogja). Bank Sampah di kelurahan Cokrodiningratan, wajib membuat Biopori Ala Jogja dengan melakukan pengolahan limbah dan sampah organiknya disana selain pengelolaan sampah organik lainnya seperti: Losida, Maggot, Ember Tumpuk dan Takakura. Gerakan MBAH DIRJO di wilayah RW ini harus melibatkan Bank Sampah di wilayah sehingga jika ada Lahan Kosong yang tidak digunakan, maka lahan kosong tersebut bisa dipinjam sementara untuk dibuatkan: Biopori Darurat atau biasa disebut Jugangan, Biopori Jumbo maupun Biopori Reguler.

Sementara itu, dosen pendamping kegiatan PMM Purno Tri Aji, S.T., M.Eng. menegaskan bahwa kontribusi sosial ini merupakan salah satu bentuk pengabdian civitas akademika untuk turut berpartisipasi aktif memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat sekitar. “Isu darurat sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta terutama di daerah perkotaan perlu pendekatan yang komprehensif yang salah satunya melalui kontribusi sosial ini.” pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan composter ember tumpuk untuk mengolah sampah organik. Selain itu juga dilakukan pendistribusian ember tumpuk terhadap peserta pelatihan dan warga sebanyak 35 buah. Kegiatan lainnya yaitu pelatihan UMKM ecostamping gell yang terbuat dari bahan alami. Pelatihan ini membekali warga untuk dapat memiliki ketrampilan mengenai stamping gell dan menggunakan bahan-bahan alami dalam proses pembuatannya. Pelatihan ini diikuti sekitar 30 warga dari beberapa RT/RW. Setiap peserta diberikan satu set peralatan berupa pewarna alami, kuas dan kain untuk berlatih stamping gell. Sementara itu, kegiatan lainnya yaitu optimasi lahan terbatas melalui urban farming dilakukan dengan membuat pot dari galon bekas, menanam sayuran, dan distribusi media tanam, paranet, rak, pot dan benih dari mahasiswa PMM kepada kelompok urban farming di kelurahan Cokrodiningratan.

Kegiatan ini terlaksana karena bersinergi dengan beberapa stakeholder diantaranya UNY, pihak Kelurahan Cokrodiningratan, Bank Sampah Kampung Jetisharjo, UMKM Kampung Cokrokusuman, Pengelola Uban Farming Kelurahan Cokrodiningratan, serta pemuda-pemudi karang taruna dan RT/RW setempat.