Kasaningrat Cokrodiningratan Raih Juara III Penghargaan Kampung Wisata se Kota Yogyakarta Menuju ADWI Tahun 2024

Cokro JUARA - Bertempat di Hotel Fave Malioboro, Selasa 28 November 2023, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang menggandeng Badan Otorita Borubudur dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, melaksanakan kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) terkait Hasil Penilaian dan Pemberian Penghargaan kepada Kampung Wisata se-Kota Yogyakarta Menuju Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024. Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Bapak Wahyu Hendratmoko, SE., MM., serta Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik Badan Otorita Borobudur (BOB) Ramlan Kamarullah. Latar Belakang diadakannya kegiatan ini adalah adanya fakta bahwa daya tarik wisata Kota Yogyakarta tidak terletak dalam potensi alamnya namun justru terletak dari kreatifitas dari warga kampung yang mampu mengolah Potensi yang ada agar dapat bernilai lebih. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta sangat serius dalam mendorong kampung wisata. Bukan semata-mata untuk meraih juara namun lebih jauh daripada itu agar sumber daya kampung dapat ditingkatkan demi meraih kesejahteraan.

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) menjadi ajang untuk meningkatkan daya saing sekaligus menjadi barometer pendampingan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata. Pada tahun 2023 dilaksanakan kegiatan Pendampingan Kampung Wisata menuju ADWI 2024 dengan tujuan memberikan kesempatan kepada Kampung Wisata untuk menyiapkan dan memperbarui dokumen. Dalam kegiatan tersebut disampaikan Evaluasi dan hasil Penilaian terhadap 25 Kampung Wisata se Kota Yogyakarta. Juara Pertama diraih oleh Kampung Wisata Prenggan, Juara Kedua adalah Kampung Wisata Sosromenduran. Kasaningrat (Kampung Wisata) Cokrodiningratan meraih penghargaan Juara III dalam Penghargaan Kampung Wisata se-Kota Yogyakarta Menuju Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024. Juara Harapan I adalah Kampung Wisata Dewa Bronto dan Juara Harapan II adalah Kampung Wisata Dipowinatan. 
Dari hasil pendampingan kepada 25 Kampung Wisata, ternyata ada 8 Kampung Wisata yang tidak melakukan pengisian data dukung hingga batas waktu yang telah ditetapkan. Delapan Kampung Wisata itu adalah Gunung Ketur, Kadipaten, Kauman, Ratmakan, Patangpuluhan, Suryatmajan, Sayidan dan Tamansari. Alasan tidak terisinya dokumen dukung dari 8 kampung wisata itu adalah tidak ada SDM yang support dalam melakukan input data, tidak tersampaikannya informasi WAG kepada pengelola kampung wisata serta masih ada hambatan dalam hal administrasi.

Sementara itu ada 3 kampung wisata yang tidak siap untuk menerima kunjungan secara mendadak yaitu Kampung Wisata Tahunan, Warungboto dan Pandean. Sehingga otomatis posisi ketiganya digantikan oleh Kampung Wisata yang siap menerima kunjungan.
Keunggulan dari Kasaningrat adalah sebagai berikut:
1. Identitas Satwa dan Olahan Kuliner yang diangkat
2. Memiliki area dan objek wisata yang menyebar dan bernilai tinggi
3. Berdekatan dengan industri wisata lainnya
4. Pengolahan sampah sudah berjalan dengan baik
5. Pelibatan perempuan dan kaum remaja sudah baik


Sementara itu, sejumlah catatan dari Kampung Wisata Cokrodiningratan yang membutuhkan perhatian lebih adalah:
1. Belum adanya kemitraan dengan industri wisata lainnya (Kasaningrat belum menggandeng Hotel-hotel yang ada di wilayah Cokrodiningratan)
2. Penguatan antar lembaga masih perlu ditingkatkan lagi
3. Pengutatan story telling terhadap sebuah situs objek wisata masih perlu ditingkatkan lagi contohnyak kawasan wisata Taman Jetis Pasiraman (TJP)
4. Perlunya perumusan SOP dan Aturan Main bagi Pengelola Kawasan Wisata
5. Papan Interpretasi masih perlu diperkuat
6. Digitalisasi dan konten kreatif masih perlu diperkuat


Kesimpulannya adalah 
a. Tatakelola dan aturan main internal dan eksternal di kelembagaan masih perlu diperkuat
b. Komunikasi dan sinergisitas antar pihak di Kampung Wisata perlu diselaraskan dalam membangun wisata yang berdaya saing
c. Perlu berani belajar untuk mengembangkan jejaring dengan pihak terkait
d. Perlu penyamaan persepsi tentang Kampung Wisata, tentang Homestay, tentang Identitas Kampung Wisata di masyarakat setempat. Perlu menemukan dan mencetgak generasi muda yang mau tinggal di Kmpung dan mengolah potensi Kasaningrat
e. Kampung Wisata perlu memiliki branding, Pengelola Kamwis perlu paham terkait identitas produknya. Disamping itu penguatan Story Telling juga perlu ditingkatkan.