COKRO JUARA! Pelatihan Pembuatan Kompos Metode Biopori Hari ke-7 di Bank Sampah Lawuh Jitu dan Bank Sampah Dahlia RW 07 Cokrodiningratan
Cokrodiningratan - Pada hari Minggu, 12 Mei 2024, di Lokasi Panggung Pasar Minggon RW 07 Cokrodiningratan dilaksanakan kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos melalui Pengelolaan Sampah Organik Skala Rumah Tangga melalui Metode Biopori.
Kegiatan Pelatihan ini dipimpin langsung oleh Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng., dihadiri oleh Ketua RT se RW 07 Cokrodiningratan, warga RW 07 Cokrodiningratan serta nasabah dari Bank Sampah Lawuh Jitu RW 07 dan nasabah Bank Sampah Dahlia RW 07 Cokrodiningratan.
Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng., menyampaikan bahwa sangat mengapresiasi dengan diadakannya kegiatan Pentas Pasar Minggon di RTH RW 07 Cokrodiningratan, semoga setelah selesai pelaksanaan, sampah yang tercecer bisa dipilah menjadi organik dan anorganik. Sebagaimana kita ketahui saat ini, Sampah yang dihasilkan oleh Kota Yogyakarta di 2024 kurang lebih 300 ton/hari. Melalui Kegiatan Pengurangan di Hulu melalui kegiatan GZSA (kurang lebih 100 ton/hari) dan kegiatan Mbah Dirjo (kurang lebih 20 ton/hari), sehingga sampah yang tersisa tinggal 180 ton/hari. Oleh DLH Kota Yogyakarta, 180 ton/hari tersebut dilakukan penanganan di TPS 3R Nitikan kurang lebih 75 ton/hari, TPS 3R Kranon kurang lebih 45 ton/hari, TPS 3R Karangmiri kurang lebih 30 ton/hr dan Mitra Swasta Pengolah Sampah kurang lebih 30 ton/hr.
Koespilah selaku narasumber dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa jika sampah organik tidak dikelola maka akan menimbulkan dampak sebagai berikut:
- Dampak bagi Kesehatan (bersarangnya hewan penyebar penyakit dan penyebaran penyakit oleh jamur)
- Dampak bagi Lingkungan (tercemarnya sumber air dan polusi udara dan munculnya lingkungan kumuh)
Sampah Organik akan menjadi manfaat jika dikelola akan menjadi pupuk yang bermanfaat bagi pertanian.
Tri Yulianto, selaku narasumber menyampaikan bahwa tahapan dalam proses pembuatan biopori yaitu:
- Penentuan Lokasi;
- Pembersihan Lokasi;
- Penyiraman agar tanah lebih mudah digali;
- Melakukan pengeboran tanah;
- Pengangkutan tanah hasil pengeboran;
- Pembuatan dudukan casing biopori;
- Pemasangan dudukan dan casing.
Setelah penyampaian teori tentang pengolahan kompos maka dilanjutkan dengan praktek penanaman biopori yang diikuti oleh narasumber dan peserta pelatihan.