COKRO JUARA! Pelatihan Pembuatan Kompos Metode Biopori Hari ke-9 di Bank Sampah Ngesti Mulyo dan Bank Sampah Rogo Green RW 08 Cokrodiningratan

Cokrodiningratan - Pada hari Rabu, 15 Mei 2024, bertempat di Taman Robin RTHP RW08, Kelurahan Cokrodiningratan mengadakan kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos melalui Pengelolaan Sampah Organik Skala Rumah Tangga dengan Metode Biopori dengan sasaran Ketua RT se RW 08, Nasabah Bank Sampah Ngesti Mulyo RW 08, Nasabah Bank Sampah Rogo Green RW 08 serta warga RW 08 Kelurahan Cokrodiningratan. 

Kegiatan Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta dan dipimpin langsung oleh Lurah Cokrodiningratan. Dalam sambutannya, Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng., menyampaikan bahwa kegiatan Pelatihan Pembuata Kompos dengan Metode Biopori ini dilaksanakan dalam rangka menanggapi permasalahan sampah yang terjadi akhir-akhir ini. Melalui pengelolaan sampah organik skala rumah tangga, masyarakat diharapkan mau mengolah sampah organik rumah tangganya melalui metode biopori yang nantinya di wilayah Kelurahan Cokrodiningratan akan terpasang sebanyak 648 titik biopori.

Sementara itu Tri Yulianto, narasumber dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta sekaligus Ketua Forum Bank Sampah Cokrodiningratan dalam paparannya menyampaikan bahwa Sampah Organik adalah Sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan dan benda hasil olahannya yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik terbagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering.

Koespilah sebagai narasumber dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta dalam paparannya menyampaikan bahwa biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat aktifitas organisme di dalam biopori terdapat seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna lainnya. Keunggulan biopori sebagai komposter adalah :
1. Cocok untuk dibuat di rumah-rumah karena sampah organik banyak tersedia di rumah tangga
2. Bisa dibuat dimana saja meskipun dilahan yang sempit
3. Bisa direplikasi dan diperbanyak karena harganya yang murah

Semoga kedepannya setelah dilaksanan kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos dengan Metode Biopori di RW 08 ini warga mau memanfaatkan biopori tersebut untuk mengolah sampah organik menjadi kompos.