COKRO JUARA! Sosialisasi Percepatan Organikkan Jogja Bersama Ketua PKK RT se Cokrodiningratan

Cokrodiningratan - Dalam rangka mendukung Program Pemerintah Kota Yogyakarta berupa Gerakan Organikkan Jogja yang dicanangkan pada tanggal 25 Juni 2024 saat Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia di Kota Yogyakarta yang diselenggarakan di Embung Langenasri maka pada hari Kamis, 8 Agustus 2024 bertempat di Aula Kantor Kelurahan Cokrodiningratan, diadakan kegiatan Sosialisasi Percepatan Organikkan Jogja yang menghadirkan Ketua PKK RT se-Kelurahan Cokrodiningratan.

Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Program Organikkan Jogja adalah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan. Dengan mengelola sampah organik secara bijak, kita tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem di sekitar kita.

Sebagaimana kita ketahui sebelum adanya Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang dicetuskan awal Januari 2023, Jumlah Timbulan Sampah yang masuk ke TPA Piyungan adalah 300 ton/hr. Namun dengan adanya GZSA melalui keberadaan Bank Sampah yang ada di wilayah, jumlah timbulan sampah turun menjadi 200 ton/hr.

Melalui Surat Edaran Nomor 100.3.4/476 tentang Pengelolaan Sampah dalam Kegiatan Masyarakat/Usaha di Kota Yogyakarta, surat edaran itu menjelaskan tentang kewajiban masyarakat untuk mengolah sampah organik secara mandiri. Menurut Andityo “Metode pengolahan sampah organik, misalnya dengan biopori, lodong sisa dapur (losida), komposter dan atau penyaluran mitra olah organik. Untuk sampah anorganik, dilakukan dengan metode penyaluran ke bank sampah, pelapak atau mitra daur ulang. Sementara sampah yang dibuang ke depo nantinya akan berupa residu organik dan residu anorganik,”

Harapannya masyarakat di Kelurahan Cokrodiningratan akan mau mengikuti langkah Pemerintah Kota Yogyakarta dalam memaksimalkan Program Organikkan Jogja. Sehingga permasalahan sampah di Kota Yogyakarta yang semula sebanyak 200 ton per hari bisa berkurang, setidaknya 30 ton per hari melalui Gerakan Organikkan Jogja.

Sementara itu, Ketua Forum Bank Sampah Kelurahan (FBS) Cokrodiningratan, Tri Yulianto, menyampaikan bahwa Gerakan Organikkan Jogja dapat dilakukan melalui Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Dengan Metode Biopori di 45 Kelurahan dengan Dukungan Dana Keistimewaan serta Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, Forum Bank Sampah dan TP PKK.

 

Tri Yulianto menyampaikan bahwa setiap orang dalam pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan sesuai UU 18 Tahun 2008.

Pengolahan sampah organik seperti sisa sayur, sisa makanan, kulit buah dan makanan basi, dan lainnya diolah melalui ember tumpuk, biopori, takakura dan losida. Sementara itu Penyaluran Sampah Anorganik seperti botol plastik, botol kaca, kaleng, kertas dan sebagainya disalurkan ke Bank Sampah. Begitu pula dengan pengolahan sampah anorganik berupa residu resik (plastik sachet dan plastik kresek bersih) dapat disalurkan ke Bank Sampah. Sementara pengolahan sampah residu organik berupa dedaunan bisa diolah di TPS/Transfer Depo. Pengolah sampah residu anorganik kotor seperti pembalut, diapers, plastik kotor, tisu bekas, styrofoam, cup kertas kotor dan lainnya.