Pelatihan Pemilahan Sampah Kelurahan Cokrodiningratan Tahun 2024

Cokrodiningratan - Bertempat di Umbul Panorama Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, Kelurahan Cokrodiningratan mengadakan Kegiatan Pelatihan Pemilahan Sampah bagi anggota Forum Bank Sampah (FBS) Cokrodiningratan Tahun 2024.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Pelatihan sebelumnya yaitu Pelatihan Pengolahan Sampah dengan Maggot Tahun 2024, dimana untuk bisa mengolah sampah organik dengan Maggot, maka setiap anggota Forum Bank Sampah di Kelurahan Cokrodiningratan harus terlebih dulu menguasai apa yang dimaksud dengan Pemilahan Sampah.

 

Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Latar Belakang diadakannya Pelatihan Pemilahan Sampah adalah dikarenakan masalah sampah merupakan salah satu tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan hidup di berbagai wilayah. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, menurunkan kualitas kesehatan masyarakat, dan berkontribusi pada perubahan iklim. Salah satu solusi yang efektif adalah melalui pemilahan sampah sejak dari sumbernya. Untuk mewujudkan masyarakat yang peduli lingkungan, diperlukan peningkatan kapasitas dan pemahaman mengenai pemilahan sampah. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.

Sementara itu Tri Yulianto, dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, sebagai Narasumber Pelatihan Pemilahan Sampah menjelaskan terkait Teori tentang Sampah menyampaikan bahwa Sampah adalah material sisa yang dihasilkan dari aktivitas manusia maupun alam yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomi. Peningkatan populasi, urbanisasi, dan aktivitas industri menyebabkan produksi sampah meningkat secara signifikan. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah dapat berdampak negatif, seperti:

  1. Dampak lingkungan:

    • Pencemaran tanah, air, dan udara akibat sampah yang membusuk atau terbakar sembarangan.
    • Gangguan ekosistem akibat pembuangan sampah di habitat alami.
  2. Dampak kesehatan:

    • Penyebaran penyakit melalui vektor seperti lalat dan tikus.
    • Paparan bahan kimia berbahaya dari sampah elektronik atau limbah beracun.
  3. Dampak sosial-ekonomi:

    • Estetika lingkungan yang menurun.
    • Biaya pengelolaan sampah yang tinggi jika tidak dilakukan dengan efisien.

Sementara itu Koespilah yang juga dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, sebagai Narasumber Kedua Pelatihan Pemilahan Sampah menjelaskan tentang Jenis-jenis Sampah dan Metode Pemilahannya menyampaikan bahwa Sampah dapat dikategorikan berdasarkan asal atau sifatnya:

  1. Berdasarkan asalnya:

    • Sampah organik: Sisa makanan, daun, dan bahan-bahan yang mudah terurai secara alami.
    • Sampah anorganik: Plastik, logam, kaca, dan material lain yang sulit terurai.
    • Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): Baterai bekas, limbah kimia, atau elektronik.
  2. Berdasarkan sifatnya:

    • Dapat terurai (biodegradable): Sisa makanan dan tumbuhan.
    • Tidak dapat terurai (non-biodegradable): Plastik, logam, dan kaca.

Metode pemilahan sampah:

  • Pisahkan sampah organik dan anorganik di tempat sampah terpisah.
  • Labeli sampah berbahaya seperti B3 untuk penanganan khusus.
  • Gunakan sistem warna (contoh: hijau untuk organik, kuning untuk daur ulang, merah untuk B3).

Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

Prinsip 3R adalah pendekatan dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan:

  1. Reduce (Mengurangi):

    • Kurangi penggunaan barang sekali pakai, seperti kantong plastik.
    • Pilih produk dengan kemasan minimal dan ramah lingkungan.
  2. Reuse (Menggunakan Kembali):

    • Gunakan kembali barang yang masih layak, seperti botol kaca atau wadah plastik.
    • Kreatif dalam mengubah barang bekas menjadi produk baru.
  3. Recycle (Daur Ulang):

    • Daur ulang sampah seperti kertas, plastik, logam, dan kaca untuk dijadikan bahan baku.
    • Mendukung program daur ulang lokal dengan memilah sampah sejak awal.

Dengan memahami teori ini, diharapkan 15 Bank Sampah yang merupakan agent of change dari Pengelolaan Sampah di Kelurahan Cokrodiningratan dapat membantu menerangkan kepada masyarakat manfaat dari Memilah Sampah dalam mengurangi volume sampah dan melindungi lingkungan untuk generasi mendatang.