Kelurahan Cokrodiningratan : Kampung Cokrodiningratan, Cokrokusuman, dan Jetisharjo

1. Kampung Cokrodiningratan
Kampung Cokrodiningratan dari segi administratif terdaftar di wilayah Kecamatan Jetis. Ditelisik dari tradisi lisan, toponim Kampung Cakradiningratan berhubungan dengan ketokohan bangsawan di masa lampau, bukan mengacu pada suatu peristiwa ataupun kondisi alam. Diyakini bahwa kampung tersebut kala itu ditinggali tokoh aristokrat bernama Cakradingrat. Karena termasuk kaum darah biru dan punya status sosial yang tinggi, masyarakat lokal menyebut pemukiman yang ditempati orang yang ditokohkan tersebut dengan nama Cakradiningratan. Orang Jawa klasik mengakui bahwa ada makna mengikuti atau terbungkus pada setiap nama orang. Demikian pula dengan nama Cakradingrat yang diartikan Padmasusastra dalam kamus Bauwarna (1898) sebagai gegaman adi ing jagad (pusaka yang utama di duniadunia. Sedangkan nama Cakranagara berarti payunging nagara (memanyungi atau melindungi negara).

2. Kampung Cokrokusuman
Kampung Cokrokusuman adalah bagian dari Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis. Ingatan kolektif warga menyebut Cakrakusuman di masa lampau merupakan kampung tempat tinggal KRT. Cakrakusuma. Menurut Toponim Kota Yogyakarta (2007), Cakrakusuma adalah abdi dalem yang ditugasi memberi makan burung. Maka, permukiman yang berada di sekitar dalem tersebut dinamakan Cakrakusuman. Dalam pemahaman orang Jawa, setiap nama mengandung makna. Demikian pula dengan asma Cakrakusuma, dalam kamus Bauwarna anggitan Padmasusastra (1898) artinya bebunderaning kembang (lingkaran bunga). Terselip unsur keindahan yang didambakan oleh orangtuanya pada sang buah hati.

3. Kampung Jetisharjo
Nama Jetis yang terdapat dalam Nama Kampung Jetisharjo berhubungan dengan dunia flora. Lema "Jethis" adalah sinonim dari kata "siyung". Kamus Bausastra Jawa yang disusun Poerwadarminta tahun 1939 menjelaskan dua arti yang terkandung dalam terminologi "siyung" : untu lancip (antarane bam karo untu ngarep) ; irah-irahan (penangan) ing bawang. Dari dua arti ini, yang sealur dengan sejarah lokal Kampung Jetis ialah perkara bawang. Tafsir historisnya, daerah tersebut di masa lampau ditumbuhi tanaman bawangbawang. Maka, segenap warga bersepakat membangun identitas nama Kampung Jetis.
Sedangkan toponim Kamoung Jetisharjo yang masuk wilayah Kelurahan Cokrodiningratan dapat ditelusuri riwayatnya melalui akar kata: jetis dan arjo. Istilah "arja" merujuk pustaka berjudul Tembung Kawi Mawi Tegesioun garapan Winter (1928) memuat arti prayogi, rahajeng, pantes, wewulang, bening, mulya, raras, dan bagus. Dari uraian makna dua istilah itu, dapat diterangkan Jetisharjo adalah di lokasi tersebut tempo dulu tumbuh bawang yang bermutu. Masyarakat setempat tanpa ragu menamai daerah itu dengan sebutan Jetisharjo.